Selasa, 15 Oktober 2013

Kerangka Konseptual (Conceptual Framework)

CHAPTER 2
Kerangka Konseptual (Conceptual Framework)
Kerangka konseptual serupa dengan konstitusi yakni suatu system koheren yang terdiri dari tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan, yang menjadi landasan bagi penetapan standar yang konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta batas-batas dari akuntansi keuangan dan laporan keuangan.
Kerangka konseptual sangat berguna dalam terbentuknya suatu keputusan yang sesuai dengan aturan dan konsep yang terbentuk sebelumnya sehingga tidak terjadi kesalahan dalam mengambil keputusan. Kerangka konseptual juga sangat dibutuhkan dalam Akuntansi karena memungkinkan IASB menerbitkan suatu pernyataan yang lebih berguna dan konsisten dari waktu ke waktu, dan dapat menetapkan standar akan suatu hasil dari Akuntansi yang logis.
Selain itu, agar dapat memberikan informasi yang berguna, penyusunan laporan keuangan harus berdasarkan standar dan aturan yang berlaku. Untuk itu pelaporan keuangan memerlukan kerangka konsep sebagai dasar penyusunan laporan keuangan.
Kerangka konseptual dibutuhkan agar aturan pelaporan keuangan dapat berguna dan tidak mengambang. IASB dan FASB masing-masing memiliki konsep tersendiri, dimana kerangka konseptual IASB tercermin pada dokumennya, sedangkan FASB ada pada pengembangan dokumen itu, sekarang FASB dan IASB telah bekerja sama untuk menghasilkan konsep yang dapat diterima secara umum.
IFRS membagi kerangka konseptual pelaporan keuangan kedalam tiga level yaitu, pertama adalahfirst level : basic objective, kedua second level : fundamental concept, ketiga third level : Recognition, measurement, and disclosure concept.
1.      First level :  Basic Objective
Disini dijelaskan apa sebenarnya tujuan dari pelaporan keuangan, dimana tujuannya ialah menyediakan informasi yang berguna untuk investor yang ada dan yang berpotensial, kreditor, serta pemberi pinjaman dalam membuat keputusan terkait perannya sebagai penyedia modal.
2.      Second level : Fundamental Concept
·         Karakteristik kualitatif informasi akuntansi
Karakteristik kualitatif mengidentifikasi alternatif yang menyediakan informasi paling berguna dalam pengambilan keputusan. Karakteristik kualitatif terdiri atas dua jenis terkait kegunaanya, yaitu, kualitas primer dan kualitas sekunder.
a.       Kualitas Primer
Kualitas primer terdiri atas relevan dan reliabilitas, dimana relevan menjelaskan bahwa informasi akuntansi harus dapat mempengaruhi keputusan yang akan diambil, yang dapat mempengaruhinya ialah : 1. nilai prediktif, 2. nilai konfirmasi, sedangkan reliabilitas menjelaskan bahwa semua saldo dan penjelasan yang disajikan benar – benar ada dan terjadi, untuk dapat memenuhi reliabilitas unsur – unsur yang harus dipenuhi antara lain, 1. kelengkapan, 2. netral, 3. bebas dari kesalahan.
b.      Kualitas Sekunder
Kualitas sekunder sebenarnya merupakan pelengkap dari kualitas primer, agar dapat menjadikan laporan keuangan lebih berguna. Unsur – unsur kualitas sekunder ialah :
·         Dapat dibandingkan
·         Dapat diuji
·         Tepat waktu
·         Dapat dipahami
·         Elemen Dasar
Dalam laporan keuangan banyak istilah yang digunakan, istilah berikut yang sering digunakan ialah :
1.      Aset
2.      Kewajiban
3.      Ekuitas
4.      Pendapatan
5.      Beban
3.      Third Level : Recognition, Measurement, and Disclosure Concept
a.       Asumsi Dasar
Lima asumsi dasar dalam penyusunan laporan keuangan yang digunakan ialah :
·         Economic Entity : asumsi ini menjelaskan bahwa kekayaan pemilik harus dipisahkan dengan kekayaan perusahaan.
·         Going Concern : asumsi ini menjelaskan bahwa entitas didirikan untuk jangka waktu yang tidak ditentukan
·         Monetary Unit : asumsi ini menjelaskan bahwa transaksi yang terjadi harus dapat diukur dengan satuan uang
·         Periodicity : asumsi ini menjelaskan bahwa laporan keuanga dilaporkan dalam suatu jangka waktu tertentu
·         Accrual Basic : asumsi ini menjelaskan bahwa segala transaksi yang terjadi harus dicatat saat itu juga
b.      Prinsip Dasar Akuntansi
Umumnya ada empat prinsip dasar akuntansi, yaitu 1. Pengukuran, 2. Pengakuan pendapatan, 3. Pengakuan beban, 4. Pengungkapan penuh
·         Pengukuran : ada dua jenis pengukuran yaitu cost principle, dimana aset dicatat pada saat harga perolehan, dan fair value, yaitu aset dinilai sesuai nilai saat ini yang berlaku.
·         Pengakuan pendapatan : pengakuan pendapatan terbagi tiga, ketika sebelum produksi, pada saat selesai produksi dan saat menerima uang tunai.
·         Pengakuan beban : pengakuan beban diklasifikasikan sebagai biaya produk, yang berhubungan langsung dengan produksi, seperti bahan baku, dan biaya periode, yang tidak berhubungan langsung dengan produksi, seperti gaji karyawan.
·         Pengungkapan penuh : segala sesuatu yang bersangkutan dengan laporan keuangan dan dapat mempengaruhi keputusan harus diungkapkan.
c.       Hambatan – Hambatan
Dalam menyusun laporan keuangan terdapat hambatan yang terjadi, yaitu biaya penyusunan dan materialitas.
·         Biaya
Banyak orang mengira bahwa informasi akuntansi itu gratis, mereka salah, karena dalam penyusunan laporan keuangan terdapat biaya yang dikeluarkan agar menjadi informasi yang berguna, misal : nilai aset harus diaudit terlebih dahulu agar nilainya sesuai, biaya yang dikeluarkan untuk membayar auditor menjadi biaya untuk menyusun laporan keuangan, sehingga entitas harus lebih selektif dalam menyusun laporan keuangan, dan tidak sembarangan.
·         Materialitas
Materialitas merupakan salah saji yang terjadi dalam penyusunan laporan keuangan, sehingga dapat mempengaruhi pengambilan keputusan. Misal : nilai piutang yang tidak dapat ditagih sebesar 60% dari total penjualan, hal ini tentu saja dapat mempengaruhi pengguna dalam mengambil keputusan.

6 komentar:

Chatbox